Sabtu, 10 Desember 2011

Orang-orang Menangis di Makam Ayah


Orang-orang menangis di makam Ayah. Kau ikut tertunduk menyaksikan ritual penguburannya.
Kesedihan yang kau punya lebih membuncah sebelumnya, ketika Ibu terkapar melepas nyawa. Ayah datang setelah kau menemukan jenazah Ibu. Ia meraung-raung.
Kau kenal Ayah. Kau hapal matanya, bahkan detail alur pikiran dari kepala hingga hatinya. Dan kau tahu, ada yang tersimpan di sana.
Lalu sandal Ayah bercerita padamu, ada kelupasan kulit kepala dengan puluhan helai rambut di tapaknya. Kau ingat, Ayah suka menginjak apa saja yang memancing murkanya. Kau pun pernah mengalaminya. Tidak sekali dua, tapi puluhan.
Orang-orang menangis di makam Ayah. Kau membawa sandalnya, dengan helai-helai rambut Ibu. Menguburkannya di antara makam mereka, lalu berkata, “Ayah, setelah kau meminta maaf pada Ibu, baru aku akan minta maaf padamu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar