Sabtu, 10 Desember 2011

PERKARA SENDAL WARISAN

Oleh : Karlina
Kau benar-benar gila menyaksikan sendalmu raib di depan mata. Seketika wajah Kakek buyutmu terkenang, pula wajah Ayah.
“Simpanlah sandal ini baik-baik, Nak. Jangan sampai hilang ya.” Petuah Ayahmu menjarah ingatan.
Kau mengacak-ngacak rambut.
Betapa tidak nyamannya kehilangan benda kesayangan. Sosok sandal itu pun serta merta membayang: rakitan bambu kusam, di sekitar tali dan punggungnya terdapat tulisan cina kuno. Begitu antik dan bernilai sejarah.
“Ini sandal warisan Kakek buyutmu. Sandal ini didapatkannya dari pedagang cina pada masa penjajahan belanda.” Lagi-lagi petuah Ayahmu membayang menekan batin.
Lalu kau merasai asamu putus. Hatimu dihantui buncah amarah ketika kau menanyai Doni –teman kos-kosanmu- perkara sandal itu. Jawaban yang diberikannya dengan mimik muka tak acuh, benar-benar membuatmu terpukul.
“Aku berikan ke pengemis sebelum kau bangun pagi tadi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar