Sabtu, 10 Desember 2011

Sandal Banci

Oleh N.E. Saputra

Gemuruh suara serdadu dihantarkan oleh hujan di daerah taman sepermainan.
Pelataran Mesjid seperti kandang kambing yang dipenuhi jejak kaki.
Sayangnya bukan kaki kambing.
Suara-suara jangkrik, terdengar sama dengan lantai berisik, namun terlihat sekelebat bayang-banyang.
Mungkin itu karena suasana sunyi.

Siapa disana, Pak Haji teriak lantang.

Dengan senter sendunya. Pak Haji seperti Sherlock Holmes mengintai di Mesjid samping rumahnya.
Kami Pak Haji. Lantang jawab serdadu.

Ternyata mereka mencari bayang-bayang yang sama dengan Pak Haji.
Maklum sudah tradisi setiap malam minggu para serdadu mencari teman sejenis dari taman sepermainan.

Kami mau mencari teman sejenis pak Haji, biasalah. Terang serdadu
Apa ada orang yang lewat disini pak Haji.
Jejak bukan kaki kambing ada. Tapi hilang bagai Hantu. Jawab Pak Haji

Mereka menatap langit-langit Mesjid.
Mencari-cari jejak bayang-bayang.
Sibuk mereka mencari bayang, sehingga lelah terasa
Lelah mencari mereka berbagi kehangatan dengan daun celup rumah Pak Haji
Kehangatan bernostalgia menjadi hilang kesan mencari bayang-bayang.
Maklum temu kangen dengan Pak Haji.
Sebagian para serdadu merupakan warga lingkungan sekitar yang kerap sekali mendengar tausiah dari Pak Haji yang sering mengumandangkan pentingnya untuk menjaga lingkungan sekitar dari pengaruh prostitusi termasuk penjaja seks asal waria. 
Apalagi sekarang, Peraturan daerah mengenai prostitusi sudah gencar diperbincangkan.

Sandal siapa ini pak Haji Kok seorangan. Tiba-tiba serdadu 1 bertanya asal Banjarmasin
Mungkin sandal anak saya. Jawab pak Haji.
Galau serdadu melihat alas kaki tanpa teman sepasang.
Berjalan gagah gemulai keluar dari sarang seorang laki dengan wajah menor.
Gincu lupa dicuci.
Wah benar praduga saya. Terang serdadu kepada teman-temannya.
Ternyata sandal yang dikantong celanaku ada pasanganya disini.


Keterangan :
Serdadu (satpol PP)
Teman sejenis (waria)
Taman Sepermainan (taman prostitusi/ mis. Taman lawang)
Daun celup (teh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar